Almaghfurlah KH.Abdurrahman Wahid |
Saat melalui sebuah Jalan di Kota Cilacap,pandangan Saya tertuju pada sebuah Spanduk besar yg terpampang di halaman Masjid. Spanduk besar bertuliskan Jamaah Masjid tersebut akan memperingati acara Sewindu Haul dari Almaghfurllah KH. Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ),Mantan Presiden Negara Kita.
Sesaat Saya tertegun...Laku apa sebenarnya yg dahulu semasa Beliau ( Gus Dur ) masih hidup telah Beliau lakukan ? Jutaan Rakyat Indonesia dari Jakarta hingga pelosok Cilacap mengenang Beliau dan mereka sungguh antusias ?
Mengutip pendapat dari KH. Mustofa Bisri ( Gus Mus ),Gus Dur dicintai oleh Rakyat karena Beliau dahulu juga mencintai Rakyat dengan sepenuh hatinya.cukup ??
Gus Dur ini ibarat Kitab tersendiri menurut saya. Sebuah Kitab yg bebas tafsir bahkan bebas makna.Gus Dur Pejuang Demokrasi ? Ya ! Gus Dur Pejuang Pluralisme ? Ya ! Gus Dur Pejuang Humanisme ? Ya ! Gus Dur sarat makna termasuk bebas memaknai Beliau secara positif atau mungkin negatif.
Gus Dur berani - Gus Dur istiqomah atau ajeg mempertahankan pendapat dari apa yg menurut Beliau benar dll.Demikian hal yg dapat kita kenang dari Beliau.
Gus Dur bagi Saya ? Gus Dur sosok jenius dan cerdas ! Jamak Kita ketahui bersama betapa hobi Beliau yg paling Beliau sukai adalah membaca. Saat Beliau studi di Mesir pun dahulu, Beliau lebih asyik memanfaatkan waktunya untuk membaca di Perpustakaan sebuah kantor Kedutaan daripada asyik belajar di kampusnya.Buah dari hobi Beliau yaitu membaca inilah yg membuat Beliau tampil berbeda.hobi membaca nya ini pula yg menurut saya mampu melahirkan sikap yg kritis dan penelaahan suatu masalah dengan lebih jernih dan mendalam.
Gus Dur memang telah tiada tapi haruskah dengan ketiadaan Beliau, menjadi gersang pula Bumi kita hanya karena sang pemilik ide ide jenius,brilian,cerdas seperti Beliau telah kembali ke haribaanNYA ?
Tidak...!!! Harus lahir Gus Dur - Gus Dur baru dari rahim Bumi Nusantara kita ! Gus Dur boleh tiada tapi pelanjut perjuangan - ajaran Beliau harus tetap tumbuh.
Membaca, sebuah hal yg dahulu amat Beliau sukai,kini harus ditularkan pada Anak Anak kita ! Dengan membaca, Saya yakin buahnya akan lahir generasi generasi baru yg cerdas, kritis,mampu menggunakan nalarnya secara lebih jernih.Generasi yg akan berani mengatakan " Say No to Hoax ". Insya Allah !!
Saya berterima kasih atas bantuan buku buku terutama buku bacaan bagi Anak Anak kita.buku yg bermanfaat bagi tumbuh kembangnya Anak Anak yg kelak akan menjadi generasi penerus Bangsa.
Seorang Teman menceritakan betapa Budaya membaca pada Bangsa ini kini amat memprihatinkan.Indonesia menempati urutan ke 60 dari Negara yg Rakyat nya menggemari minat baca. Ironis bukan ?
Pojok Baca Nahdliyin yg kami gagas semoga mampu menjadi washilah tumbuhnya kembali semangat Literasi. Pojok Baca Nahdliyin Kami dirikan di Desa desa dan bukan di kota alasannya cuma satu yaitu karena Gadget atau virus medsos tidak separah seperti yg telah menjangkiti Jakarta dan kota besar lainnya. Di Desa masih banyak Orang Tua yg on time mendampingi putra putri mereka. Dan keberadaan Orang Tua ini menjadi penting ketika Anak mereka butuh sandaran untuk tempat bertanya mereka. Kami sediakan pula Buku Buku Agama dan keaswajaan bagi para Bapak atau Orang tua.semoga dengan keberadaan Buku bertema keaswajaan seperti ini, para Bapak atau Orang Tua akan menjadi filter atau penyaring awal bagi informasi yg didapat oleh putra putri mereka terutama yg berkait dengan masalah Agama.
Saya pernah tersenyum geli ketika mendengar statement dari Bapak Ahmad Suaedy, mantan Direktur Wahid Institute dan kini Anggota Ombudsman RI. Beliau mengatakan bahwa perjuangan kami mencari Buku buku dan kemudian Kami sebarkan ke beberapa Pojok Baca yg Kami dirikan di tiap daerah adalah perjuangan yg berat.Bagi Kami, tidak ada yg berat selama ghirah atau semangat dan keyakinan Kami tetap menyala.
Ratusan Buku terutama buku bertema ke NU an dan Keaswajaan telah Kami sebar di berbagai daerah. Dari Banyuwangi, Gresik,Semarang, Brebes, Cileungsi Bogor hingga Tulangbawang Lampung. Semoga dari Daerah Daerah ini,Islam yg tasammuh- Tawassuth - Tawazzun dan I'tidal yg menjadi ciri khas Islam Nusantara tetap terjaga.Bi'idznillah...
Monggo bergabung bersama Kami dalam menumbuhkan kembali semangat Literasi dan melahirkan kembali generasi cinta baca dan cinta Buku.
( Pojok Baca Nahdliyin )
Tidak ada komentar