Membayar Hutang Kepada Syaikh Rabbani Part2

kisah syaikh Rabbani

MEMBAYAR HUTANG KEPADA SYAIKH RABBANI (Bagian Kedua)


Oleh : KH.Yahya Cholil Staquf

Baca juga bagian pertamanya disini ➡ Membayar Hutang Kepada Syaikh Rabbani Bagian Pertama

Syahidnya Syaikh Rabbani adalah tanggungan (dzimmah) atas Nahdlatul Ulama. Beliau terbunuh karena keterlibatan beliau dalam inisiatif yang dibuat oleh Nahdlatul Ulama. Dan beliau terlibat karena diminta oleh Nahdlatul Ulama.

Nahdlatul Ulama berhutang nyawa kepada Syaikh Rabbani!

Tapi NU tahu, tidak ada yang lebih diimpikan oleh Syaikh Rabbani selain perdamaian dan keselamatan rakyat Afghanistan yang teramat beliau cintai, demi siapa beliau rela mempertaruhkan nyawa. Maka Kyai As'ad Said Ali pun tidak berhenti menempuh ikhtiar menuju terwujudnya impian Syaikh Rabbani itu. Kyai As'ad melanjutkan hubungan intensif dengan para pemimpin Afghanistan, terutama ulama-ulama mereka.

Kyai As'ad juga mengatur suatu kegiatan berkala yang rutin berupa pertukaran kunjungan antara ulama Afghanistan dan ulama NU, sekurang-kurangnya setahun sekali. Hingga kini, walaupun beliau tidak lagi menduduki jabatan apa pun di PBNU, beliau tidak berhenti mengatur dan memfasilitasi kunjungan wakil PBNU ke Afghanistan. Yang terakhir, beberapa bulan yang lalu, Kyai Abdul Ghofur Maimoen yang dikirim kesana. Semua atas biaya dari Kyai As'ad. Dirogoh dari kantong pribadi beliau sendiri!

Keperdulian Kyai As'ad kepada Afghanistan tidak bertepuk sebelah tangan. Para ulama Afghanistan melihat secercah cahaya diujung lorong gelap yang panjang. Dan mereka menyambutnya dengan gairah harapan yang menyala-nyala dan dengan keyakinan yang mengkristal akan rahmat yang dibawa oleh Nahdlatul Ulama! Pada 25 Juni 2014, mereka menyatukan tekad diantara mereka dan mendeklarasikan organisasi baru wadah persatuan mereka, yang diberi nama: NAHDLATUL ULAMA AFGHANISTAN!

Dengan organisasi itu, mereka melanjutkan perjuangan untuk perdamaian. Demi masa depan umat mereka, rakyat Afghanistan yang mereka cintai hingga ke sumsum tulang. Amanat keulamaan mereka. Dan mereka terus berbesar hati bahwa Nahdlatul Ulama yang ada di Indonesia tidak akan pernah berhenti mendukung mereka dan menyediakan apa pun yang mampu disediakan untuk membantu mereka. Tidak akan berhenti selamanya. Tidak, selama masih ada Kyai As'ad Said Ali, dan orang-orang yang berbagi kasih-sayang dengannya. Orang-orang yang memahami hutang Nahdlatul Ulama kepada Syaikh Rabbani!

Lebih dari itu, Syaikh Burhanuddin Rabbani dibunuh dengan tanpa haqq. Membunuh satu nyawa dengan tanpa haqq sama halnya membunuh manusia seluruhnya. Maka nyawa Syaikh Rabbani senilai nyawa seluruh umat manusia. Nahdlatul Ulama berhutang kepada Syaikh Rabbani bukan hanya nyawa beliau sendiri saja, tapi keselamatan seluruh ummat manusia!

Maka, dengan bertawakkal kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Nahdlatul Ulama bertekad untuk melunasi hutang itu sebaik-baiknya. Nahdlatul Ulama mengerti bahwa Afghanistan hanyalah cuwilan kecil dari bencana raksasa yang menimpa seluruh peradaban umat manusia hari ini. Yaitu konflik dan antagonisme yang mengatasnamakan segala yang agung bagi manusia, termasuk agama, justru untuk membunuh belas-kasih dan tepa-selira kepada sesama.

Nahdlatul Ulama tidak berhenti hanya dengan Afghanistan saja.

(Bersambung)

Share this:

Tidak ada komentar


Follow Us On Facebook
×